BuddyKu Fest, Wishnutama Ingatkan Adanya Ancaman Digital yang Mengintai Masyarakat Indonesia

Memuat…
Wishnutama Ingatkan Masyarakat Indonesia Akan Ancaman Kolonisasi Digital. Foto/MNC Media
JAKARTA – Peserta acara Pesta Temanku yang digelar di Auditorium Studio MNC Kb Jeruk, Tower 1 Lantai 7 Kb Jeruk, Jakarta Barat (25/11/22) tersebut menyimak dengan serius pembahasan yang dilakukan oleh Prabu Revolusi (Reporting Director MNC Media) sebagai moderator dan Wishnutama Kusubandio ( Komisaris Utama ) Telkomsel, Digital Leader) sebagai narasumber pada sesi bertema “Akselerasi Digital Indonesia” yang membahas tentang masa depan digital nasional Indonesia yang tanpa disadari sedang mengalami darurat digital.
Melihat data di proyeksi Google yang menjadi acuan pemerintah Indonesia yaitu ekonomi digital Indonesia pada tahun 2030 yang akan mencapai 4.300 triliun sebenarnya menimbulkan kekhawatiran bagi para narasumber karena Indonesia yang memiliki potensi tersebut menjadikan bangsa Indonesia menarik bagi negara lain. negara. negara yang juga ingin mendapatkan keuntungan.
Wishnuthama sebagai pembicara di Buddyku Fest. Foto/MNC Media
Wishnutama memaparkan analisisnya mengenai Indonesia menuju ekonomi digital “5.500 triliun dapat dicapai oleh Indonesia pada tahun 2027,” ujarnya. Mencermati hal tersebut, para narasumber melihat masa depan Indonesia yang luar biasa, meski belum terukur, namun terdapat potensi yang luar biasa.
Baca Juga: Aplikasi Mirip FacePlay yang Bisa Edit Wajah Seperti Anime
Jika negara Indonesia, tidak hanya pemerintah tetapi mencakup semua pemangku kepentingan, tidak mengambil tindakan yang tepat, justru akan menjadi ancaman di masa depan, di mana potensi penjajahan masyarakat Indonesia bersifat digital. Ini berbahaya karena terjajah secara digital membuat bangsa Indonesia terjajah dalam berbagai aspek, tidak hanya ekonomi.
Wishnutama memberi contoh sederhana terkait bahaya digitalisasi, “Mungkin Google lebih mengenal Raja Revolusi dibanding istrinya saat ini,” ujarnya.
“Teknologi raksasa, memahami atau mengetahui seseorang secara keseluruhan. Masa depan adalah 2030, itu akan mengendalikan semua yang ada di dalamnya. Siapa yang akan mengontrol keberadaan digital ini? Pemerintah China sudah melihat ini, sudah ada TikTok,” lanjutnya lantang.
Baca Juga: Profil Calvin Kizana, Bos Baru WhatsApp Indonesia
Sebelum mengakhiri diskusi, narasumber menekankan bahwa masyarakat Indonesia harus mengetahui secara menyeluruh kemana arah ekonomi digital. Mungkin perusahaan digital besar yang menyimpan data populasi dunia sekarang menggunakan data yang mereka miliki untuk keuntungan mereka.
Di akhir, Wishnutama melontarkan pertanyaan menarik, “Di ekonomi digital, G20 harus jadi pilar, Indonesia bisa?” dia berkata.
(wur)