Dicurigai Jadi Antek China, TikTok Siap Berpisah dari ByteDance

memuat…
TikTok Siap Berpisah dari ByteDance. FOTO/AFP
NEW YORK – Terus ditekan oleh negara-negara barat, Tik tok berencana untuk berpisah dari perusahaan induk China ByteDance untuk meyakinkan Amerika Serikat bahwa platformnya aman.
Hal ini pertama kali dilansir Bloomberg News pada Selasa (14/3/23), mengutip orang-orang yang mengaku mengetahui hal tersebut.
“Penjualan, yang dapat menghasilkan penjualan atau penawaran umum perdana, dianggap sebagai upaya terakhir dan akan dilakukan hanya jika proposal perusahaan dengan pejabat keamanan nasional AS tidak disetujui,” kata laporan itu.
Aplikasi video pendek TikTok saat ini sedang menjalani tinjauan keamanan nasional oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) dan tahun lalu setuju untuk menerapkan beberapa langkah di bawah rencana tersebut, yang dijuluki “Project Texas”.
“CFIUS telah terhenti dalam prosesnya, membuat TikTok tidak yakin apakah rencananya cukup untuk terus beroperasi di negara tersebut,” lanjut laporan itu.
“Anggota CFIUS Departemen Kehakiman tidak mau menerima proposal TikTok.”
TikTok, yang digunakan oleh lebih dari 100 juta orang Amerika, mendapat kecaman yang meningkat di tengah kekhawatiran bahwa data pengguna dapat berakhir di tangan pemerintah China dan merusak kepentingan keamanan Barat.
Sementara itu, Gedung Putih telah mendukung undang-undang yang akan memberi pemerintah kekuatan baru untuk melarang aplikasi video Tiktok milik China dan teknologi berbasis asing lainnya jika mereka menimbulkan ancaman keamanan nasional.
Sebagai bagian dari langkah ini, perusahaan mengonfirmasi akan segera membuka pusat data kedua di Irlandia, dan satu lagi di wilayah Hamar di Norwegia. Pusat data ini akan dioperasikan oleh pihak ketiga yang dirahasiakan.
“Pendekatan kami sangat terbuka bagi pemerintah, regulator, dan pakar untuk memberi kami saran dan nasihat tentang bagaimana kami dapat melakukannya dengan lebih efektif,” tambah Bertram.