Ini Sebabnya Bayi 54 Hari Meninggal Usai Minum Jamu Kecipir

Jakarta, CNNIndonesia —
Seorang bayi berusia 54 hari meninggal dunia setelah diberi obat herbal yang terbuat dari campuran kacang kecipir dan lengkuas. Sang ibu menceritakan pemberian jamu tersebut setelah keluarga besar menyarankan agar bayi diberikan jamu.
Meski sang ibu menolak, keluarga tetap memerintahkan anaknya untuk diberi jamu daripada berobat ke dokter. Setelah diberi ramuan tersebut, bayi tersebut langsung mengalami sesak napas dan infeksi pada paru-parunya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Perhimpunan Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania mengatakan ada kemungkinan bayi meninggal karena alergi terhadap protein kecipir. Anak juga mengalami sesak napas yang merupakan salah satu gejala alergi ini.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Jika melihat berita yang menyebutkan bahwa bayi yang meninggal sebelumnya mengalami sesak napas, ada kemungkinan sesak napas tersebut merupakan salah satu gejala alergi terhadap protein kecipir,” ujar Inggrid dalam keterangan tertulis. diterima CNNIndonesia.com, Jumat (20/1).
Biasanya ramuan tradisional daun kecipir dibuat dari daun kecipir mentah. Inggrid mengatakan, daun kecipir mentah juga mengandung sejumlah kecil glikosida sianida beracun. Sehingga penanganan dan pemberian kecipir harus lebih hati-hati.
“Bahannya bisa dihilangkan dengan memasak atau merebus daun kecipir yang akan digunakan terlebih dahulu,” ujarnya.
Tidak hanya daunnya, bagian lain dari tanaman kecipir juga mengandung asam oksalat. Asam ini dapat memicu pembentukan batu empedu pada orang yang rentan.
Meski begitu, penyebab pasti kematian bayi tersebut belum bisa dipastikan. Kemungkinan ia meninggal karena infeksi paru-paru yang dideritanya jauh sebelum diberikan jamu campuran kacang kepak dan kencur.
Yang pasti, kata Inggrid, bayi di bawah usia 6 bulan hanya boleh diberi ASI atau susu formula. Bayi tidak boleh diberi jamu, bahkan obat konvensional pun harus dibatasi.
“Kecuali atas resep atau petunjuk dokter spesialis,” ujarnya.
Bukan bayinya tapi ibunya
Alih-alih memberikan jamu langsung kepada bayi, Inggrid mengatakan jamu atau jamu bisa diberikan kepada ibu yang sedang menyusui. Namun, hal ini juga harus mengikuti petunjuk dari dokter spesialis.
“Misalnya empon-empon termasuk kunyit, kencur dan sebagainya. Begitu juga dengan jamu berupa sayuran antara lain kelor, kacang kepak dan lain-lain,” ujarnya.
(tst/chs)
[Gambas:Video CNN]