Mengenal JIS, Stadion yang Jadi Venue Konser tapi Bikin Penonton Kecewa

Jakarta –
Jakarta International Stadium (JIS) ramai diperbincangkan di media sosial karena fasilitas dan akses parkirnya yang mengecewakan. Saat kembali menonton Dewa 19, penonton dibuat kecewa.
Keluhan pemirsa terlihat dari balasan kicauan yang dibuat oleh akun Twitter @adriansyahyasin. Ia membuat sequence yang mengkritisi akses penonton ke dan dari JIS.
“Mengadakan acara besar di JIS adalah bencana besar. 75.000 penonton bubar dari stadion tanpa akses transportasi umum massal, tanpa parkir yang layak, tanpa akses trotoar yang layak,” tulisnya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Keluar stadion langsung disambut jalan tanpa trotoar, akses shuttle bus tidak jelas. Apa gunanya stadion bagus tapi tidak ada infrastruktur pendukung sama sekali,” imbuhnya.
Bagi traveler yang belum familiar dengan JIS, yuk cek profil stadion terbesar di Asia Tenggara ini.
JIS sebenarnya adalah stadion sepak bola yang terletak di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lokasinya di seberang Ancol. Bangunannya yang besar dan megah dengan dominasi warna putih tampak menonjol sehingga traveler dapat dengan mudah melihatnya dari pinggir jalan.
Banyak yang mengira stadion yang diresmikan pada 24 Juli 2022 ini merupakan proyek baru. Namun jika ditelusuri sejarahnya, proyek pembangunan JIS sebenarnya sudah dicanangkan sejak tahun 2008, tepatnya pada masa pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo.
Namun, proses pengembangan JIS mengalami beberapa tantangan. Misalnya, ada masalah sengketa tanah yang menyebabkan bolak-balik proyek pada masa pemerintahan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.
Baru pada masa kepemimpinan Djarot Saiful Hidayat perkembangan JIS dimulai. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama.
Ibarat pedal gas, di era Gubernur Anies Baswedan, pembangunan stadion ini dilanjutkan dari 2019-2022. Anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan JIS mencapai Rp 4,5 triliun.
Di atas lahan seluas 22 hektar, JIS didirikan. Stadion ini dapat menampung hingga 82.000 orang.
Selain kapasitasnya yang besar, masyarakat juga terkesan dengan teknologi canggih yang digunakan. Misalnya atap stadion yang bisa dibuka tutup. Layaknya bangunan modern, JIS juga mengusung konsep ramah lingkungan atau disebut green building.
Terkait dengan konsep ramah lingkungan ini, penonton yang datang ke JIS diharapkan menggunakan angkutan umum. Oleh karena itu, kantong parkir kendaraan pribadi yang disediakan dibatasi hanya 1.200 kantong saja.
Belakangan ini, JIS tidak hanya digunakan sebagai tempat pertandingan sepak bola. JIS juga digunakan untuk konser termasuk konser Dewa 19 yang digelar pada Sabtu (4/2/2023) siang. Konser tersebut dihadiri oleh 75.000 penonton.
Sayangnya, tempat parkir yang terbatas membuat penonton kesulitan mencari tempat parkir. Sebelum konser dimulai, macet sudah membuat saya pusing.
Banyak penonton yang memilih kendaraan pribadi karena minimnya akses angkutan umum menuju JIS. Setidaknya ada 2 pilihan angkutan umum yang bisa digunakan untuk menuju JIS. Pertama gunakan KRL ke Stasiun Ancol atau Stasiun Tanjung Priok. Yang kedua naik TransJakarta.
Bagi para penikmat konser, angkutan umum ini belum mampu mengakomodir animo penonton yang tinggi di hari H. Mereka menilai ricuh akan terus terjadi selama angkutan umum tidak mampu.
Kekhawatiran itu terlihat saat konser berakhir. Sebanyak 75.000 orang keluar sekaligus, berusaha mencapai kendaraan mereka menjauh dari tempat kejadian. Meski tersedia angkutan umum, namun tidak cukup untuk menampung penonton konser yang lelah dan ingin cepat pulang.
Simak video “Survei Kesiapan Jelang Grand Opening Jakarta International Stadium”
[Gambas:Video 20detik]
(pin/pin)