liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Nahas BRIN Pasuruan, Terusir dari ‘Rumah’ tanpa Hunian Pengganti

Para peneliti di BRIN Pasuruan diminta pergi dari

Jakarta, CNN Indonesia

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Penumpang diberikan tenggat waktu untuk berangkat kantor mereka ditolak opsi kerja yang baik dan opsi pemulihan data penelitian.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pelaksana Fungsi Fungsi Laboratorium Pasuruan Dian Yudha Risdianto mengaku belum ada kesiapan untuk mengganti sarana dan prasarana (sarpras) saat kantor ditutup.

“Penutupan kantor BRIN Pasuruan tidak menyiapkan infrastruktur dan peralatan di lokasi baru lebih awal,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/2).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

[Gambas:Instagram]

Sebelumnya, BRIN Pasuruan mengumumkan penutupan kantornya pada Selasa (31/1).

“Aku tidak percaya kita sudah bersama selama 35 tahun dengan semua teman kita. Tumbuh bersama, tumbuh bersama. Dari generasi ke generasi,” demikian keterangan di akun Instagram @brinpasuruan.

Dalam nota dinas, penutupan kantor BRIN Pasuruan disebut “pindah lokasi kerja” terkait instruksi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko terkait pembagian wilayah kerja BRIN.

“Mengacu pada arahan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional pada rapat pagi hari Senin tanggal 26 Desember 2022 dan Rapat Pimpinan tanggal 22 Desember 2022 tentang pembagian wilayah BRIN yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2023,” dia menulis. nota dinas yang ditandatangani oleh Driszal Fryantoni, Kepala Biro Komunikasi Publik, Bagian Umum, dan Sekretaris BRIN.

Dalam nota dinas, kawasan Watukosek Pasuruan akan berubah menjadi Wilayah Bagi Hasil Luar (KKE).

Setelah surat resmi keluar, peneliti yang berbasis di BRIN Pasuruan diharapkan untuk memilih dan pindah kantor dalam waktu kurang lebih 30 hari.

Lanjut Yudha, sebanyak 13 orang staf BRIN Pasuruan yang 9 orang di antaranya merupakan tim laboratorium diberikan waktu 30 hari untuk memilih lokasi baru untuk kantornya sejak surat resmi keluar pada 30 Januari lalu.

“Karyawan diminta memilih lokasi kerja baru. Teman-teman akhirnya pisah, ada yang ke Surabaya, ada yang ke Bandung, ada yang ke Purwodadi,” jelasnya.

Penutupan kantor tersebut, kata dia, tidak hanya terjadi di BRIN Pasuruan. Dua kantor BRIN di Bandung, satu kantor di Kabupaten Bandung, dan satu kantor di Sumedang akan mengalami nasib yang sama.

“Bukan Pasuruan saja yang tutup, jadi tinggal menunggu waktu saja,” jelas Yudha.

Data ilmiah

BRIN Pasuruan sendiri memiliki tiga fokus utama yaitu riset atmosfer, riset surya, dan jasa pendidikan luar angkasa.

Mengenai pengamatan atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional Pasuruan fokus terutama pada pengamatan ozon vertikal. Yudha mengatakan, observasi ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Selain itu, pengamatan ini juga menjadi salah satu dari 14 titik pengamatan ozon di dunia yang bekerja sama dengan NASA.

Dalam mengamati Matahari, BRIN Pasuruan melakukan pengamatan terhadap bintik matahari yang terhubung dengan Belgia.

“Di Indonesia hanya ada satu, di Pasuruan. Di ASEAN kita bersama Filipina. Dan itu dari tahun 1987. Dimulai tahun 1981, beroperasi tahun 1983,” ujarnya.

Belakangan, Badan Pertanahan Nasional Pasuruan juga menjadi pusat pengamatan bulan sabit nasional oleh Kementerian Agama. Kantor ini juga menyediakan layanan kunjungan gratis bagi siswa PAUD hingga perguruan tinggi.

Yudha juga menyayangkan penutupan kantor ini. Ini karena ada data penelitian yang telah dikumpulkan cukup lama di fasilitas ini.

“Salah satu lembaga penelitian yang paling penting adalah kekayaan datanya. Menurut saya pribadi, tidak baik ditutup tapi belum ada lokasi baru. Artinya kita kehilangan data,” keluhnya.

Yudha mencontohkan, satu siklus matahari membutuhkan waktu 11 tahun. Dikatakannya, Badan Riset dan Inovasi Nasional Pasuruan telah melakukan pendataan selama tiga siklus data alias 33 tahun.

“Mungkin pertimbangan [pemindahan kantor]bagus, mungkin cari tempat yang bagus, mungkin alatnya bagus. Tetapi ketika dimatikan dan tidak siap, kami kehilangan data,” katanya.

Sebelumnya, Perhimpunan Pemajuan Iptek (MPI) Akhmad Farid Widodo mendesak agar Kepala BRIN Pjs Tri Handoko dipecat.

Ia juga menyerukan adanya koreksi menyeluruh atas semua kebijakan dan implementasi yang dihasilkan BRIN selama ini “yang telah mengganggu ekosistem riset nasional”.

alasan BRI

Menanggapi isu penutupan BRIN Pasuruan, Dsrizal Friyantoni mengatakan, kantor ini tidak ditutup melainkan dipindahkan.

“Pasuruan tidak ditutup tapi dipindahkan ke daerah lain,” ujarnya, saat pembukaan Media Lounge di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).

BRIN, kata dia, kini ingin memusatkan beberapa fasilitas di tempat-tempat tertentu. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mendukung efektivitas kinerja. Setelah tersentralisasi, Dsrizal mengklaim BRIN akan membangun fasilitas yang “megah”.

“Kalau kita sentralisasikan, kita bangun peralatan canggih di sana sehingga bisa digunakan oleh siapa saja, makanya kita pakai istilah daerah. Di daerah itu kita bangun infrastruktur yang megah sekaligus,” ujarnya.

Dalam nota dinas sebelumnya, BRIN meminta warga yang berada di BRIN Pasuruan untuk memilih Wilayah Kerja Bersama (KKB) terdekat.

Drizal mengakui hal tersebut. Ia mengatakan pegawai di Badan Riset dan Inovasi Nasional Pasuruan bisa memilih Co Working Space (CWS) terdekat seperti di Surabaya dan Purwodadi.

Jika peneliti ingin melakukan penelitian atau membutuhkan fasilitas, kata dia, bisa mengunjungi fasilitas yang sudah ditempatkan di daerah tertentu.

“Kalau dia mau pakai perlengkapannya bisa datang ke daerahnya, misalnya terkait penerbangan di Cibinong, disitu kita siapkan perlengkapannya,” ujar Dsrizal.

“Misalnya kita sedang membangun [observatorium] di Timau bisa jadi pusat di sana misalnya kajian terkait atmosfer, terkait bintang,” lanjutnya.

(lom/arh)