Pandemi Usai, Zoom Video Bakal PHK 1.300 Karyawan

memuat…
Zoom menjadi salah satu perusahaan yang melakukan efisiensi dengan melakukan PHK massal. Foto: Reuters
JAKARTA – Tren PHK dari raksasa teknologi terus berlanjut. Baru-baru ini, Zoom Video Communications Inc. akan memangkas 15 persen tenaga kerja mereka di seluruh dunia. Pasalnya, pascapandemi, pengguna Zoom bukannya bertambah tapi justru stagnan dan menurun. Perusahaan juga tidak lagi berkembang.
Akibatnya, Zoom harus melakukan restrukturisasi. Efeknya, sebanyak 1.300 pekerja harus di-PHK.
Dalam memo internal perusahaan, CEO Eric Yuan mengaku bertanggung jawab atas keputusan ini. Dia juga akan mengambil potongan gaji dan tidak mengambil bonus.
“Tujuan kami banyak berubah selama pandemi,” kata Yuan, yang mencatat bahwa jumlah karyawan Zoom meningkat tiga kali lipat dalam dua tahun terakhir.
“Kami tidak mengambil waktu sebanyak yang seharusnya untuk menganalisis tim kami secara menyeluruh atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan,” tambahnya.
PHK Zoom mungkin yang pertama dan terbesar perusahaan. Namun, relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan raksasa teknologi lainnya seperti Salesforce Inc., Microsoft Corp., Amazon, dan bahkan Dell.
Saham Zoom naik 9,9 persen menjadi $84,66 di New York, tertinggi tiga bulan. Namun, turun 85 persen dari puncaknya pada Oktober 2020.
Menurut Yuan, saat ini masyarakat masih menggunakan Zoom meski wabah sudah berakhir.
Namun, menurutnya “ketidakpastian ekonomi global” mempengaruhi pelanggan. Setelah memperoleh jutaan pengguna baru di puncak pandemi, Zoom kini mencoba membalikkan pertumbuhan yang lambat dengan memperluas layanannya ke bisnis.
Sayangnya, mereka hanya membukukan pertumbuhan pendapatan satu digit selama dua kuartal terakhir. Bahkan, analis memproyeksikan penjualan akan terus melambat pada kuartal ini.
Karena itu, analis Bloomberg Intelligence John Butler mengatakan bahwa PHK adalah cara termudah dan tercepat untuk mempertahankan atau meningkatkan margin dalam menghadapi pertumbuhan yang lambat.