liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Pendiri Startup Kaya Raya Ternyata Penipu Dibui 11 Tahun

Pendiri Startup Kaya Raya Ternyata Penipu Dibui 11 Tahun

Jakarta

Elizabeth Holmespendiri startup Theranos yang pernah menjadi salah satu wanita terkaya di dunia ini divonis lebih dari 11 tahun penjara. Dia dinyatakan bersalah berbohong kepada investor tentang keefektifan alat tes darah perusahaannya.

“Saya sangat sedih dengan apa yang dialami orang karena kegagalan saya. Kepada investor dan pasien, saya minta maaf,” katanya, dikutip detikINET dari CNBC.

Pengacara wanita berusia 38 tahun itu awalnya berpendapat bahwa hukuman maksimal untuknya adalah 18 bulan. Namun, hakim menghadiahinya 11 tahun 3 bulan penjara.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Model bisnis startup Theranos menjalankan tes darah dengan teknologinya sendiri yang hanya membutuhkan sampel kecil. Tes ini diklaim Holmes bisa langsung mendeteksi kondisi medis seperti kanker dan kolesterol tinggi.

Investor juga datang karena dijanjikan untung besar. Holmes juga menjadi salah satu wanita terkaya di Amerika Serikat pada tahun 2014, menurut perhitungan Forbes.

Nama Holmes semakin dikenal, ia mendapat liputan media yang luas. Dia sering menghadiri acara bergengsi seperti TED Talks dimana dia berbagi panggung dengan Bill Clinton dan Jack Ma. Orang luar sangat tertarik dengan Theranos. Salah satunya adalah Walgreens yang membuka pusat pengujian darah dengan teknologi Theranos.

“Saya tahu dia punya ide brilian ini dan dia berhasil meyakinkan semua investor dan ilmuwan ini,” kata Dr. Jeffrey Flier, mantan dekan Harvard Medical School, yang makan siang bersamanya Elizabeth Holmes pada tahun 2015.

Pada Agustus 2015, badan pemerintah FDA akhirnya mulai menyelidiki Theranos. Regulator pemerintah kemudian menemukan bahwa tes darah yang dilakukan Theranos pada pasien tidak akurat.

Pada bulan Oktober 2015, Wall Street Journal yang berpengaruh menerbitkan temuan tentang Theranos yang ternyata merupakan teknologi yang meragukan. Berita itu memicu kejatuhan Theranos dan Holmes yang lebih dalam.

John Carreyrou, reporter Wall Street Journal, mengungkapkan bahwa mesin tes darah Theranos, yang disebut Edison, tidak dapat memberikan hasil yang akurat. Karena itu, Theranos tampaknya menggunakan mesin yang sama dengan perusahaan penguji darah tradisional lainnya, bukan teknologinya sendiri.

Tonton Video “Mitos dan Fakta Tentang Startup”
[Gambas:Video 20detik]

(fyk/fyk)