Piala Dunia 2022 Qatar Banyak Dibekali Teknologi Tak Biasa

Memuat…
Teknologi kecerdasan buatan digunakan di Piala Dunia Qatar 2022. Foto/IST
JAKARTA – Piala Dunia tidak pernah tanpa tragedi. Tragedi bahkan membuat Piala Dunia selalu menjadi cerita yang luar biasa. Seperti ketika pesepakbola legendaris Argentina, Diego Armando Maradona, menggunakan tangannya untuk mengalahkan timnas Inggris di babak perempat final Piala Dunia 1968.
Saat itu, di menit ke-51, Maradona mencetak gol kontroversial karena menggunakan tangannya untuk menaklukkan kiper Inggris, Peter Shilton. Saat itu Maradona tidak hanya berhasil mengalahkan Peter Shilton tetapi juga mengalahkan seluruh Inggris.
Kekecewaan membuat marah Inggris. Sedemikian rupa sehingga media Inggris, Mirror, menulis headline besar-besaran di halaman depan tentang tindakan Maradona. “Tangan bandit Maradona memberi Argentina kemenangan,” tulis Mirror.
Tangan tuhan Maradona bukan satu-satunya tragedi yang menjadi cerita di semua perhelatan Piala Dunia. Setiap kali ada cerita yang tidak biasa. Mulai dari tersingkirnya Italia di
Piala Dunia Qatar 2022 sebenarnya mencoba menyajikan cerita yang berbeda. Pemanfaatan teknologi yang luar biasa diberikan agar tidak ada lagi negara yang menjadi korban tragedi. Penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) diharapkan mampu mengatasi kelemahan yang terjadi pada saat pertandingan sepak bola dimainkan.
Baca juga: Ini Jawaban Para Pengemudi soal Tulisan Lucu dan Menggelitik di Badan Truk
Misalnya, teknologi garis gawang terbaru yang diperkenalkan pada Piala Dunia 2022 di Qatar tahun ini. Teknologi ini dilengkapi kecerdasan buatan yang bisa menentukan secara detail apakah bola sudah melewati garis gawang secara keseluruhan atau belum.
Begitu pula dengan teknologi offside semi otomatis yang banyak memakan korban di Piala Dunia Qatar 2022. Teknologi ini menggunakan 12 kamera pelacak khusus yang dipasang di bawah atap stadion untuk melacak bola dan hingga 29 titik data dari setiap pemain.
Teknologi akan melakukan ini 50 kali per detik dan menghitung posisi persisnya di lapangan. 29 poin data yang dikumpulkan mencakup semua tungkai dan tungkai yang relevan untuk melakukan panggilan offside.