Profil Pierluigi Collina, Wasit Plontos di Balik Lamanya Durasi Injury Time di Piala Dunia 2022
Memuat…
Pierluigi Collina ingin pertandingan sepak bola dimainkan seefektif mungkin selama 90 menit/Foto/Reuters
DOHA – Peristiwa Piala Dunia Qatar 2022 menjadi sorotan publik karena adanya beberapa larangan, peraturan, dan kontroversi. Menariknya, ada tambahan menit bermain atau injury time yang durasinya lebih lama dari biasanya.
Saat Inggris mengalahkan Iran 6-2 di laga pembuka Grup B Piala Dunia 2022, waktu tambahan babak pertama adalah 14 menit dan babak kedua adalah 10 menit.
Baca juga: Hasil Portugal vs Ghana: Os Navegadores menang telak
Masa injury time yang sangat panjang pada pertandingan Piala Dunia 2022 tak lepas dari kontribusi wasit legendaris Italia, Pierluigi Collina. Pria berusia 62 tahun itu saat ini menjabat sebagai Kepala Komite Wasit FIFA. Dia ingin pertandingan sepak bola dimainkan seefektif mungkin selama 90 menit.
Masa injury time yang sangat lama dimaksudkan untuk mengganti waktu yang terbuang selama pertandingan seperti pemain yang cedera, pengecekan Video Assistant Referee (VAR), pergantian pemain dan perayaan gol.
Baca juga: Hasil Uruguay vs Korea Selatan: Poin dibagi
“Kami mengatakan kepada semua orang untuk tidak terkejut jika kami melihat ofisial keempat menaikkan papan elektronik dengan jumlah yang besar, bisa enam, tujuh atau delapan menit,” kata Collina kepada ESPN. “Jika kami menginginkan lebih banyak waktu, kami harus bersiap untuk melihat waktu tambahan seperti ini.”
“Bayangkan jika ada tiga gol dalam satu pertandingan. Reaksinya biasanya satu setengah menit. Jadi, dengan tiga gol yang dicetak, waktu yang hilang adalah lima atau enam menit,” jelas Collina.
Bagi pecinta sepak bola sejak tahun 1990-an, sosok wasit berkepala plontos sudah tidak asing lagi. Banyak yang menganggap pria asal Italia itu sebagai wasit paling ikonik di sepak bola. Kepala botak dengan mata tajam membuat Collina sangat dikenali, dan mungkin ditakuti oleh para pemain di lapangan. Aktif sebagai wasit dari tahun 1988 hingga 2006, Collina identik dengan determinasi. Ia tak segan-segan mengonfrontasi pemain yang menurutnya melanggar aturan.
Dalam pertandingan di turnamen Euro 2000, Collina pernah berteriak dan mendorong Tomas Repka saat bek Ceko itu memprotes keras setelah bentrok dengan gelandang Belanda Edgar Davids. Tekad Pierluigi Collina membuatnya sering dipercaya untuk memimpin pertandingan penting, termasuk final Liga Champions 1999 antara Bayern Munich vs Manchester United dan final Piala Dunia 2002 antara Brasil vs Jerman.
Ketegasan dan kewibawaan Collina sebagai hakim pengadilan membuatnya dinobatkan sebagai Wasit Terbaik FIFA sebanyak enam kali berturut-turut. Sosok kelahiran Bologna itu juga dinilai sebagai wasit sepak bola terbaik sepanjang masa. Nama besar Collina juga mendapat pengakuan dari Konami yang mengembangkan game sepak bola populer, Pro Evolution Soccer (PES). Pierluigi Collina adalah wasit pertama dan satu-satunya sejauh ini yang mendapat kehormatan tampil di sampul game PES.(MG/ Wise Diaz Afianto)
(sha)