Sah, Mark Zuckerberg Kubur Metaverse untuk Fokus Bikin Lawan ChatGPT

memuat…
Metaverse sepertinya bukan tren teknologi masa depan yang dinanti-nantikan, setidaknya tidak dalam waktu dekat. Foto: Reuters
JAKARTA – Bagi Mark Zuckerberg, metaverse sudah mati. Menurut laporan The Street, CEO raksasa media sosial Meta kini mengalihkan fokusnya ke kecerdasan buatan atau AI, yang dipopulerkan oleh ChatGPT.
Metaverse harus menjadi tren teknologi terbesar di tahun 2023. Itulah yang diharapkan Zuckerberg di tahun 2021, ketika dia mengganti nama kerajaan bisnisnya—Facebook, Instagram, dan WhatsApp—menjadi platform bernama Meta.
Sederhananya, metaverse adalah dunia maya imersif di mana kita seharusnya berinteraksi satu sama lain menggunakan kacamata khusus dan headset virtual reality (VR). Inilah masa depan teknologi dalam visi Zuckerberg.
Untuk mewujudkan metaverse ini, ia menginvestasikan ratusan triliun rupiah uang perusahaan, yang membuat investor panas.
Antara tahun 2021 dan 2022, divisi Meta yang mengerjakan metaverse Reality Labs kehilangan $24 miliar. Termasuk USD 13,7 miliar pada tahun 2022 saja.
Tahun ini, kerugian dari metaverse akan berhenti. Sebab, tidak ada lagi investasi besar Zuckerberg di sana.
Sekarang, Zuckerberg memiliki mainan baru bernama kecerdasan buatan. “Kami sedang membuat divisi baru yang fokus pada generative AI agar Facebook segera memiliki produk yang cocok di bidang ini,” jelasnya dalam postingan Facebook pada 27 Februari 2023.
“Kami mengumpulkan orang-orang terbaik di Facebook untuk fokus pada teknologi ini,” katanya. “Dalam waktu dekat, kami fokus membangun alat kreatif dan ekspresif. Dalam jangka panjang, kami fokus untuk mengembangkan persona AI yang akan membantu orang dengan berbagai cara,” tambahnya.
Lalu, apa yang akan terjadi pada metaverse? Teknologi ini tidak benar-benar akan pergi. Meta akan terus mengembangkan dunia virtual dan headset yang sesuai dengan mereka. Namun, ini ditujukan lebih khusus untuk video game dan dunia crypto.
November lalu, Zuckerberg mengatakan kepada New York Times tentang pembagian investasi di Meta. “Investasi kami 80 persen ada di bisnis inti yaitu Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger, serta iklan terkait aplikasi-aplikasi tersebut. Sekitar 20 persen dari investasi ada di Reality Lab,”.
Entah kebetulan atau tidak, OpenAI pada bulan November membuka chatbot ChatGPT untuk umum dan menjadi aplikasi tercepat di dunia yang digunakan oleh 100 juta orang.
3 bulan kemudian, Zuckerberg meninggalkan Reality Labs dan fokus pada tim baru untuk mengikuti gelombang tren AI global. Jadi lupakan metaverse sejenak.
(Dan)