Sri Mulyani Klaim Pertumbuhan Ekonomi RI Sudah di Atas Sebelum Pandemi

Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengeklaim ekonomi Indonesia tumbuh 6,6 persen. Angka ini melebihi tingkat pra-pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikannya dalam Konferensi Pers Belanja Negara Kita yang disiarkan secara virtual, Kamis (24/11). Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama empat kuartal berturut-turut dapat dipertahankan pada level di atas 5 persen.
Jika secara akumulasi tingkat produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia dari kuartal I hingga kuartal III tahun ini sudah mencapai 6,6 persen.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Pertumbuhan ekonomi sudah 6,6 persen di atas level sebelum pandemi tahun 2019. Ini termasuk pemulihan yang relatif kuat dan cepat dibandingkan banyak negara lain,” ujar Ani, sapaan akrabnya.
Ia mengatakan, negara lain yang belum pulih dari tingkat wabah seperti Inggris, Jepang, dan Thailand.
“Inggris adalah salah satu negara yang paling terlambat, hingga saat ini masih belum pulih ke level sebelum pandemi. Thailand dan Jepang masih di bawah level sebelum pandemi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ani mengatakan tren pemulihan ekonomi Indonesia juga merupakan salah satu yang terkuat di antara negara-negara G20. Tren pemulihan yang sama juga terjadi di beberapa negara berkembang lainnya, seperti di Malaysia, Vietnam, dan Filipina.
Sementara itu, negara-negara yang relatif maju mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lambat pada kuartal III tahun ini. Menurut dia, hal itu terjadi akibat inflasi dan tingginya suku bunga negara.
“Negara-negara yang relatif maju, di mana inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga sudah tinggi, ekonomi mereka mulai mendingin. Inggris saja (pertumbuhan ekonomi tercatat) 2,4 persen di kuartal ketiga, Italia 2,6 persen, Prancis meski hanya 1 persen, seluruh Eropa Bersatu tumbuh 2,1 persen,” kata Ani.
Hal itu, kata dia, menjadi bukti bahwa upaya memerangi inflasi dengan menaikkan suku bunga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Ani juga menilai tingkat inflasi yang tinggi dan suku bunga yang melonjak masih akan menjadi momok perekonomian global.
“Tantangan ini akan terus dihadapi pada 2022 dan 2023,” ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
(mrh/agustus)
[Gambas:Video CNN]