liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

TikTok dan Instagram Dituding Bikin Banyak Remaja Mendadak Jadi Gila

TikTok dan Instagram Dituding Bikin Banyak Remaja Mendadak Jadi Gila

Memuat…

Beberapa aplikasi media sosial seperti TikTok dan Instagram disinyalir menyebabkan banyak remaja mengalami gangguan jiwa. FOTO/IST

NEW YORK – Seattle Public Schools menggugat raksasa teknologi itu tik tok, Facebook, Instagram, YouTube, dan Snapchat karena banyak remaja yang tiba-tiba menjadi Gila.

BACA JUGA – Masyarakat Harus Cerdas Menggunakan Media Sosial

Gugatan setebal 91 halaman, yang diajukan ke pengadilan distrik AS, menuduh raksasa teknologi itu telah mengeksploitasi sifat adiktif dari media sosial.

Untuk meningkatkan kecemasan, depresi, dan pikiran menyakiti diri sendiri di kalangan remaja.

“Mereka merancang dan mengoperasikan platform mereka dengan cara mengeksploitasi psikologi dan neurofisiologi pengguna mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu di platform mereka,” bunyi keluhan tersebut.

“Mereka telah berhasil mengeksploitasi otak kaum muda yang rentan, menarik puluhan juta siswa di seluruh negeri ke dalam umpan balik positif tentang penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan platform media sosial Tergugat,” tulis engadget.

Kemudian, konten berbahaya yang dikhawatirkan berdampak buruk bagi penggunanya seperti diet ekstrim, dorongan untuk menyakiti diri sendiri dan lainnya.

Dilaporkan, ada peningkatan 30 persen dari 2009-2019 di antara siswa yang merasa sedih dan putus asa selama dua minggu berturut-turut.

Diduga platform error merupakan faktor utama yang mengakibatkan krisis kesehatan mental remaja, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah remaja yang bergumul dengan kecemasan, depresi, bahkan keinginan bunuh diri.

(wbs)